PESAN - PESAN DARI KAMI

PESAN - PESAN DARI KAMI

Sabtu, 22 Juni 2013

:: MANFAAT SHOLAT MALAM (Tahajud) ::






Jika kita membaca surah Muzammil, maka kita akan tahu bahwa Allah S.W.T telah memberi peringatan. Allah memerintahkan Nabi Muhammad S.A.W untuk melakukan sholat malam dan perintah itu datang ketika keadaan sulit, ketika beliau paling membutuhkan bantuan. Allah berfirman

“Wahai orang yang berselimut (Muhammad SAW.), beribadahlah kamu sepanjang malam kecuali sedikit saja (dari malam).” (Al-Muzzammil: 1-2)

Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun, merawat jiwa dan memperkokoh iman.

Sholat malam dahulunya adalah wajib untuk Nabi Muhammad S.A.W dan juga para sahabat (radiallahhu anhu) seperti yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dalam sebuah hadits panjang yang diceritakan oleh Zaraarah (radiallahu anhu):

Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah engkau pernah membaca firman Allah: "Wahai orang yang berselimut?"

Aku menjawab: Benar.

Ia (Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah mewajibkan Sholat malam pada awal surat tersebut. Dan selama satu tahun Nabi saw. dan para sahabat melaksanakan kewajiban itu. Selama dua belas bulan, kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di langit, sampai pada bagian akhir surat tersebut akhirnya diturunkan Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu hukum Sholat malam menjadi sunat, tidak wajib.

Sholat malam layaknya password atau kata sandi untuk kesuksesan dan menjauhkan satu langkah dari dosa. Sholat malam juga dapat memperkuat iman, membuat seseorang masuk ke dalam golongan orang sholeh (sholihin), dan juga meraih tingkatan sebagai muhsinin (orang yang ihsan, yang melakukan kebaikan).

Abu Hurairah (radiallahu anhu) menceritakan:

"Rasulullah Menceritakan: 'Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): 'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan bersemangat dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas .'"

Abu Hurairah (radiallahu anhi) juga mengatakan bahwa:

"Rasulullah bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam'"

Abdullah bin Umar mengatakan bahwa Nabi S.A.W bersabda:

"Sesungguhnya di surga itu ada sebuah ruangan yang mana bagian luarnya dapat dilihat dari dalmnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya", maka Abu Malik al-Asy'ariy bertanya : "untuk siapakah ruangan itu, wahai Rasulullah? "beliau bersabda : "Untuk orang yang baik pembicaraannya, yang memberikan makan dan sholat di malam hari ketika manusia sedang tidur."

Beliau juga mengatakan:

"Saya mendengar Rasulullah bersabda: 'Seseorang tidak boleh iri kecuali kepada dua golongan, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Qur’an ini,

dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah.'"

Dari beberapa hadits di atas, dan juga hadits-hadits lain, dapat diberi kesimpulan bahwa sholat malam dapat memberi manfaat di antaranya sebagai berikut:

Sholat malam mampu membersihkan jiwa dan menghilangkan kemalasan
Orang yang melaksanakan sholat malam mendapat ganjaran atau pahala yang tidak didapat oleh sebagian besar umat manusia
Sholat malam adalah salah satu cara bersyukur pada Allah (dan siapa yang bersyukur akan ditambah rizkinya)
Sholat malam mencegah perbuatan dosa
Sholat malam adalah ketika pintu-pintu langit dibuka, do'a dijawab, dan kebutuhan mereka yang meminta akan dipenuhi.

dan masih banyak lagi.

____________________________________________________________________
BERSIHKAN JIWA, SUCIKAN HARTA


link untuk LEMBAGA ZAKAT, IFAQ & SHODAQOH
MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM
SITUS AMATIR - NGANJUK JAWA TIMUR

solusi penenang fikiran

Al QURAN SOLUSI KEGALAUAN HATI





 - Galau adalah sebutan perasaan hati kita, yang selalu memikirkan diluar jangkauan atau belum terjadi atau ? Mengadai-andaikan sesuatu yang buruk yang telah terjadi lalu di kalau-kalaukan, misalnya haduh, saya salah coba kalau tadi gak begini, kan akhirnya gak begitu. Kegalauan sebutan yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya.

( Obat Galau )

Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.

Jangan Galau, Innallaha Maana!

Allah Taala berfirman, Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami? (QS. At Taubah: 40)

Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta?ala.

Allah Taala berfirman, Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar? (Qs. Al-Baqarah 153).

Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.

Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:

Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan (QS. Al Fatihah 5)

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs Al-Insyirah 5-6)

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram (Qs Ar-Ra?du 28).

Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.

Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta?ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.

Galau kacau balau jikalau, yang parah itu kalau sudah masuk liang kubur, lalu ketika itu ia baru berkata, kalau saja waktu hidup aku sering ibadah, bersedekah, bertauhid yang benar, kalau saja, ..dst, maka disaat itu kegalauannya tersebut bakalan abadi karena terlanjur mati karena selama hidupnya jiwanya gelap gak disinari Al Quran, yang beberapa ayatnya berupa anti galau dibahas diatas.

Naudzubillaah min dzalik. Semoga Allah memberikan kita pertolongan untuk meneguhkan hati kita dari segala kegalauan akibat ketamakaan duniawi, aamiiin.




___________________________________________________________________
DONASI SEDEKAH di LEMBAGA ZAKAT, INFAQ & SHODAQOH
MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM

 Pentingnya Sunnah Rasulullah SAW



Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)

Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah bersabda: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid. Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW telah berkata: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api. (Kanzul Ummal 1: 47)

Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW katanya: Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku! Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.

Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi SAW katanya: Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki syurga!

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya: Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!





MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM


KIRIM INFAQ, ZAKAT, DAN SHODAQOH
MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM

kisah inspiratif muslim

MENDAPAT HIDAYAH LANTARAN ORANG AWAM

 


       Dia lelaki sederhana yang tidak belajar ilmu agama. Namun, bilik hatinya dipenuhi kecintaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kegemaran membela agama-Nya. Suatu hari, ia menghadiri pengajian yang disampaikan oleh salah seorang dai. Di saat membawakan pengajian, si dai berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Dua kalimat ringan di lidah, tetapi berat di timbangan dan disukai Yang Maha Pengasih; Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahal azhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah dan Mahamulia).’” (H.R. Al-Bukhari)

Hati lelaki sederhana ini tergerak mendengar kalimat itu. Setelah pengajian selesai, ia keluar dan bertekad untuk berdakwah menyampaikan hadits tersebut. Mulailah ia menemui pedagang sayur dan berkata, “Dua kalimat ringan di lidah…” kemudian menemui tukang jagal. Satu-satunya keinginan dia adalah mengajarkan hadits ini kepada seluruh manusia.

Suatu ketika, orang tersebut menderita sakit keras sampai harus menjalani operasi. Dokter yang menanganinya kebetulan tidak shalat dan tidak pula mengenal masjid.

Setelah operasi, tiba-tiba orang itu bangun, padahal ia masih dalam pengaruh anestasi. Ia berkata, “Wahai dokter.” Si dokter bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu?” Ia berkata, “Dua kalimat ringan di lidah, tetapi berat di timbangan dan disukai Yang Maha Pengasih; Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahal azhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah dan Mahamulia),” kemudian lelaki itu meninggal.

Si dokter merasa heran orang itu bisa bangun di bawah pengaruh obat bius sekadar untuk menyampaikan hadits ini. Menyaksikan peristiwa itu, dokter itu pun bertaubat, kemudian pergi untuk menuntut ilmu agama sampai akhirnya sekarang menjadi dai terkemuka. Semua itu masuk ke dalam timbangan kebaikan lelaki sederhana yang tidak belajar ilmu agama, tetapi ikhlas berdakwah mengajak manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meskipun sekadar dengan satu hadits.

Sumber: Kisah Orang-orang Saleh dalam Mendidik Anak




KIRIM INFAQ, ZAKAT, DAN SHODAQOH
MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM

HAL BARU DALAM ISLAM



APA ITU BID'AH....................?






Coba bayangkan… Betapa meruginya seorang mahasiswa yang sudah berusaha keras dalam mengerjakan tugasnya, akan tetapi sang dosen tak menerima hasil kerjanya dikarenakan tak sesuai dengan apa yang diperintahkan… Begitu pulalah dalam beragama, sungguh kasihannya jiwa yang beramal sekuat tenaga, akan tetapi amalnya tidak diterima… Apa sebabnya?


Kesempurnaan Islam


Pembaca yang dimuliakan Allah, sesungguhnya Islam ialah syari’at yang sarat akan kemuliaan. Hal ini tergambar dengan kesempurnaannya, sehingga tidak memerlukan tambahan ataupun pengurangan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),  “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. Al Maa-idah: 3)
Imam Malik berkata, “Barang siapa yang membuat perkara yang diada-adakan dalam Islam dan melihatnya sebagai suatu kebaikan, maka sesungguhnya dia telah menuduh bahwa Nabi Muhammad telah berkhianat, karena Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’an (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu…”. Maka apa yang pada hari itu tidak termasuk sebagai agama, maka pada hari inipun bukan pula termasuk dalam agama” (lihat Al I’tisham karya Asy Syathibi)


Mengenal definisi perkara yang diada-adakan


Perkara yang diada-adakan dalam agama Islam dinamakan bid’ah. Definisi bid’ah secara bahasa adalah hal yang baru dalam agama setelah agama ini sempurna (lihat Mukhtaarush Shihaah)


Maka jelaslah kepada kita, bahwa bid’ah itu ialah sesuatu yang diada-adakan dalam perkara agama, bukan perkara dunia semata. Dalil yang menguatkan pernyataan ini ialah firman Allah (yang artinya), ”Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syuuraa : 21)


Dalam ayat tadi dijumpai redaksi kalimat “yang mensyariatkan untuk mereka, agama yang tidak diizinkan Allah”. Mengenai ayat ini, Syaikh As Si’di menjelaskan bahwa yang dimaksud perkara agama yang tidak diizinkan Allah yakni syirik dan bid’ah… (lihat Taisir Karimir Rahman)


Jadi jelaslah bagi kita semua, bahwa perkara bid’ah ialah perkara yang menyangkut seputar masalah keagamaan. Dan para pelakunya akan mendapat dampak yang berbahaya. Lalu apa sajakah bahayanya?


Mendapat vonisan ‘sesat’ dari Allah dan Rasul-Nya


Dan tidaklah patut bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa  mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesatsesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)


Syaikh As Si’di berkata, “Tidak layak bagi seorang mu’min dan mu’minah, jika Allah sudah menetapkan sesuatu dengan tegas, lalu ia memiliki pilihan yang lain. Yaitu pilihan untuk melakukannya atau tidak, padahal ia sadar secara pasti bahwa Rasulullah itu lebih pantas diikuti dari pada dirinya. Oleh karena itu, jangan jadikan hawa nafsu sebagai penghalang antara dirinya dengan Allah dan Rasul-Nya” (lihat Taisir Karimir Rahman)

Bahkan, Allah Ta’ala juga mengancam neraka kepada orang yang menyelisihi tuntunan beragama dari Rasulullah. “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS. An Nisaa : 115)

Rasulullah bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru. Setiap perkara-perkara yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Tirmidzi)

Amalan tidak diterima


Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah : “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al Kahfi : 103-104)


Ibnu Katsir mengatakan, “Sesungguhnya ayat ini bersifat umum meliputi setiap orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala namun dengan jalan yang tidak diridhoi Allah Ta’ala. Dia menyangka bahwa dia telah berbuat benar didalam ibadah tersebut padahal dia telah berbuat salah dan amalannya tertolak.” (lihat Tafsir Al Qur’anil `Azhim)


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan agama kami ini sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim)


Syaikh ‘Abdul Muhsin Al ‘Abbad mengomentari hadits ini, “Hadits ini secara mutlak menunjukkan bahwa semua amal yang menyelesihi syari’at itu tertolak, meskipun tujuan pelakunya baik” (lihat Fathul Qowiy Al Matin)


Bid’ah lebih dicintai iblis dibanding maksiat


Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata, “Bid’ah lebih di cintai oleh iblis dari pada perbuatan maksiat. Seseorang sangat mungkin bertaubat dari maksiatnya tetapi sangat sulit bertaubat dari perbuatan bid’ahnya” (lihat Majmu’ Fatawa, X/9)


Banyak ulama telah menjelaskan bahwasanya sebab bid’ah lebih dicintai iblis dibandingkan maksiat dikarenakan pada perbuatan maksiat peluang untuk bertaubat sangat besar, karena pelakunya menyadari tengah melakukan sebuah kesalahan. Sedangkan pelaku bid’ah, ia menganggap baik perbuatannya sehingga kemungkinan untuk bertaubat sangat kecil.

Terhalang masuk ke telaga Rasulullah


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku mandahului dan menanti kamu di telaga. Barang siapa yang melewatiku niscaya dia minum. Dan barang siapa yang minum niscaya dia tidak akan haus selama-lamanya. Sesungguhnya sekelompok orang akan mendatangiku, aku mengenal mereka, dan mereka mengenalku, kemudian dihalangi antara aku dengan mereka, maka aku berkata, “Sesungguhnya mereka dari pengikutku”. Tetapi di jawab, “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui hal-hal baru yang mereka ada-adakan setelahmu.” Maka aku (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-pen) berkata,Celaka! Celaka bagi orang-orang yang merubah agama setelahku.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Dengarkanlah wasiat para sahabat


Adakah keraguan dalam diri kita akan kemuliaan sahabat? Sekali-kali tidak. Merekalah generasi terbaik yang mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya beragama. Marilah kita simak wasiat dari mereka.

[1] ‘Abdullah bin Mas’ud : “Ikutilah Nabi dan jangan kalian berbuat bid’ah karena sesungguhnya apa yang ada dalam syari’at telah cukup, dan setiap bid’ah adalah sesat” (Riwayat Al Lalika’i dalam Syarh Ushul I’tiqod  Ahlissunnah)

[2] ‘Abdullah bin ‘Umar : “Setiap bid’ah adalah sesat walaupun manusia menganggapnya baik” (idem)

[3] Abu Darda’ : “Sederhana dalam melakukan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam melakukan bid’ah” (idem)

[4] Mu’adz bin Jabal : “Maka waspadalah kalian dari sesuatu yang diada-adakan, karena sesungguhnya sesuatu yang diada-adakan adalah kesesatan” (Riwayat Abu Dawud)

Jauhilah bid’ah !!

Imam Al Barbahaari rahimahullah  berkata, “Jauhilah setiap perkara bid’ah sekecil apapun, karena bid’ah yang kecil lambat laun akan menjadi besar. Demikian pula kebid’ahan yang terjadi pada umat ini berasal dari perkara kecil dan remeh yang mirip kebenaran, sehingga banyak orang terperdaya dan terkecoh lalu mengikat hati mereka sehingga susah untuk keluar dari jeratannya dan akhirnya mendarah daging lalu diyakini sebagai agama. Tanpa disadari, pelan-pelan mereka menyelisihi jalan lurus dan bahkan sampai keluar dari Islam” (lihat Syarhus Sunnah)


Penutup


Pembaca yang dimuliakan Allah Ta’ala, demikianlah sedikit pembahasan mengenai perkara yang diada-adakan dalam agama yang disertai pula dengan penjelasan mengenai  bahayanya. Semoga Allah Ta’alamemberikan taufik kepada kita agar dapat beragama dengan benar dan semoga Allah Ta’ala menerima segala amal ibadah kita. Aamiin.


Penulis             : Erlan Iskandar (Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)

Muroja’ah       : Ustadz Aris Munandar, M.PI

http://buletin.muslim.or.id/aqidah/waspadailah-bahayanya?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed%3A+KumpulanSitusSunnah+%28Kumpulan+Situs+Sunnah%29




Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “…Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun, dengan cara menjalankan syari’at yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan dengan [landasan] hawa nafsu maupun bid’ah-bid’ah…” (lihat at-Tafsir al-Qoyyim, hal. 116-117)
_____________________________________________________________
Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami Beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?”
(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.
(AL_KAHF 103-104)

______________________________________________________________
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
(AL_ISRA' 36)

_______________________________________________________________  


  MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM

RENUNGAN KENAIKAN BBM

RENCANA BBM NAIK LAGI....?





.::Renungan Seputar Kenaikan BBM::.

Mendengar berita tentang kenaikan harga BBM dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500, langsung saja sebagian besar warga ramai-ramai rela antri di pom-pom bensin berjam-jam. Alasannya simpel saja, dihitung-hitung lumayan bisa menghemat 2000 per liter nya.

Saya terheran-heran melihat respon masyarakat yang begitu besar menanggapi keputusan kenaikan harga BBM ini. Anehnya dan sangat disayangkan, kenapa kita tidak menerapkan respon yang sama ke dalam hitung-hitungan untuk kepentingan akhirat kita?

Sebagai contoh sederhana saja, kemarin ketika menghadiri kewajiban jum'at, berapa besarkah antusias kita menjadi orang yang bersegera menuju masjid? Berapa besarkah antusias kita menjadi orang yang berada di shaf terdepan? Berapa besarkah ambisi kita menjadi orang yang paling dekat dengan imam?

Bukankah kita tahu bahwa orang yang bergegas menuju masjid di hari Jum'at pada jam-jam pertama pahalanya seperti berkurban dengan seekor unta? Pada jam-jam kedua seperti berkurban dengan seekor sapi? Jam ketiga seperti berkurban dengan seekor kambing? Jam keempat seperti berkurban dengan seekor ayam? Pada jam-jam kelima seperti berkurban dengan sebutir telur?
Mengapa kita lebih memilih datang pada detik-detik terakhir di saat khatib mau naik mimbar?

Sadarkah kita ketika itu kita telah melewatkan kesempatan memiliki uang sebesar Rp 12 juta lebih (harga unta standar) atau Rp 9 juta lebih (harga sapi standar), atau Rp 1 juta lebih (harga kambing standar), atau Rp 20 ribu lebih (harga ayam standar), atau paling tidak telah melewatkan kesempatan memiliki uang Rp 1000 perak?
Kenapa kita hanya pintar berhitung untuk maslahat duniawi saja padahal dunia ini bersifat semu dan sementara? Mengapa kita tidak antusias memikirkan kepentingan ukhrawi padahal kehidupannya adalah kehidupan hakiki dan kekal abadi?
Ini adalah musibah.

Atau karena kita kurang yakin dengan hadits Nabi tentang keutamaan bersegera hadir untuk shalat Jum'at yang diriwayatkan oleh Al-Bukhaari dan Muslim ini?
Jika demikian, maka musibahnya lebih besar.

Allaahumma waffiqnaa li kulli khair...



MUHAMMADDANIAREA.BLOGSPOT.COM 
KIRIM INFAQ, ZAKAT, DAN SHODAQOH

posting dipertanggungjawabkan oleh newvolume.blogspot.com

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________